Puisi-puisinya mengalir dari pengalaman batinnya. Pino mampu melihat dan merasakan berbagai vibrasi alam. Puisi-puisi ini ditulis dengan diksi yang rapi dan apik, dan membawa kita ikut merenung. Salah satu puisi yang sukses adalah “Doa Selembar Daun”, puisi ini terasa lembut di telinga dan lebih dari itu membangkitkan semangat dan memberi harapan. Keihklasan selembar daun dipukul angin dan didera sungai ke muara menunjukkan sikap ikhlas dan pasrah yang mengagumkan. “Kukirimkan Doa Kepada Kekasih”, ketenangan dalam pemilihan kata dan menjaga logika terlihat dalam puisi ini yang menggambarkan doa dan pesan kerinduan bagi sang kekasih. Tema kedua puisi-puisi Pino cenderung mengantarkan kita kepada alam ghaib dan tanah tak dikenal (terra incognitio). Alam ghaib dan alam dunia yang penuh dengan misteri merupakan tema utama puisi-puisi Pino, puisi “Negeri Merah” yang menggambarkan dengan jelas apa yang dilihatnya dan bagaimana dia memberikan jawaban serta jalan keluar. Pino melihat api di mana-mana, di seluruh negeri. Api bahkan ditelan oleh manusia tanpa daya. Bagaimana Pino 'menerawang' alam dan tanah tak dikenal ini? Bagaimana solusi yang ditawarkannya menghadapi terra incognito itu? Bagaimana pula sikap dan relasinya dengan Tuhan? Temukan sendiri di dalam antologi puisi Doa Selembar Daun ini, puisi-puisinya dilahirkan dari sebuah keresahan dan kegelisahan jiwa. Sebuah syair dari tanah yang tak dikenal.