Sekarang ini gagasan demokrasi telah meluas ke seluruh penjuru dunia. Hampir semua bangsa merdeka, terutama ditinjau dari perspektif rakyat, ingin mengaktualisasikannya. Pada tataran politik, kebanyakan rezim berusaha menyatakan dirinya "demokrasi", dan rezim penguasa yang tidak demokratis seringkali bersikeras menyatakan bahwa keadaan khusus mereka yang tidak demokratis itu merupakan suatu tahap yang penting untuk akhirnya sampai pada "demokrasi". Bahkan, para diktator tampaknya percaya bahwa komponen yang harus ada bagi keabsahan mereka adalah terdapatnya satu dua kata tentang demokrasi (ibid.: xi-xii). Hal ini senada dengan yang pernah dikemukakan oleh Haryatmoko (2014: 106) bahwa hampir tidak ada rezim politik, bahkan yang paling antidemokrasi sekalipun, yang tidak memoles diri sebagai rezim demokrasi. Ini semua memberi petunjuk tentang posisi sentral konsep demokrasi dalam kehidupan politik kenegaraan/kebangsaan modern, sehingga banyak rezim yang nyata-nyata tidak demokratis pun harus menumpukan pembenaran kuasanya pada kata sakti "demokrasi".