Menuju Gereja Mandiri: Sejarah Keuskupan Agung Semarang di Bawah Dua Uskup (1940-1981)

ISBN: 979-8927-90-7

Rp. 70.000,00

Harga Offline: Rp. 56.000,00
Stok: 86
Silakan login dulu untuk membeli.

Untuk menjelaskan kesatuan Gereja, Mgr. A. Soegijapranata mengatakan bahwa Gereja itu bersifat supranasional. Namun demikian, ia juga menyatakan bahwa hirarki lokal harus bisa otonom. Karenanya, di dalam proses untuk membangun hirarki lokal, Mgr. A. Soegijapranata, selain mengajak kaum muda untuk masuk ke dalam hidup religius atau imamat, juga mendorong semua orang untuk meningkatkan pengetahuan mereka akan ilmu-ilmu humaniora, budaya, dan agama. Ia menyerukan supaya mereka memberi kesaksian akan iman kristiani di dalam kehidupan sehari-hari, dan di dalam segala jenis pekerjaan, dan dalam situasi yang mereka hadapi. Justinus Kardinal Darmojuwono membedakan antara kerasulan sabda dan kerasulan karya. Ia mengatakan bahwa terlalu menekankan kerasulan sabda di Asia merupakan tindakan yang berbahaya. Tanpa kerasulan karya, kerasulan sabda akan menjadi sekedar pemanis bibir, sejenis farisiisme. Untuk menjadikan kesadaran ini efektif bagi umat, di dalam pertemuan Para Uskup Asia pada tahun 1970. Justinus Kardinal Darmojuwono mengusulkan pembentukan suatu Sekretariat Gereja Asia Tenggara untuk urusan pengembangan Sosial-Ekonomi dan beberapa institusi lain.

 Print on Demand
 kembali
Penulis G. Budi Subanar, S.J.
Penerbit USD
Suplier USD
Perkiraan Berat 385 gram
Tahun Terbit 2005
Halaman viii+321