Tulisan ini hendak merefleksikan apa yang sedang menjadi pengalaman dan pergulatan kita bersama di masa pandemi ini, khususnya dalam konteks pendidikan tinggi. Ada tiga gagasan pokok yang hendak dipaparkan dalam buku ini. Pertama, menggunakan perspektif psikologi komunitas, tulisan ini mencoba menelaah pandemi sebagai epitome dari persoalan yang lebih besar terkait keadilan, kesetaraan dan keberpihakan. Berangkat dari telaah ini, di bagian kedua dari naskah, penulis mencoba melihat bagaimana dunia pendidikan tinggi bisa berkaca dan belajar dari situasi pandemi saat ini. Dalam mendiskusikan berbagai kemungkinan pembelajaran yang bisa ditarik dari situasi ini, penulis terutama akan mengaitkannya dengan tanggung jawab publik universitas dan perannya sebagai sebuah ruang formasi. Hal inilah yang menjadi poin diskusi utama di bagian ketiga dari tulisan ini. Terakhir, sebagai penutup, penulis akan merefleksikan ketiga gagasan ini dalam kaitannya dengan apa yang tengah menjadi konteks utama dunia pendidikan tinggi di negara kita, khususnya terkait wacana kampus merdeka, merdeka belajar. Kemerdekaan dalam buku ini lebih dilihat sebagai kesempatan dan kehendak untuk terus mengolah cara kita memaknai dan menghidupi solidaritas, yang merupakan titian penting untuk mewujudkan tatanan kehidupan yang semakin memanusiakan manusia. [PENGANTAR]