Keuangan mikro telah lama diyakini sebagai strategi penting untuk mengurangi kemiskinan. Namun, pengalaman dua dekade terakhir menunjukkan bahwa akses kredit semata tidak cukup untuk membawa masyarakat miskin keluar dari keterbatasannya. Mereka membutuhkan dukungan yang lebih komprehensif, mencakup peningkatan kapasitas, literasi keuangan, pendampingan usaha, hingga penguatan jejaring sosial. Buku ini menawarkan Microfinance Plus sebagai pendekatan baru yang lebih inklusif dan manusiawi. Melalui kajian teoritis, praktik lapangan, serta hasil riset empiris, penulis menunjukkan bagaimana layanan keuangan yang dipadukan dengan layanan non-keuangan mampu memperluas jangkauan lembaga keuangan mikro (LKM), memperkuat keberlanjutannya, dan menciptakan dampak sosial-ekonomi yang lebih nyata bagi klien. Disajikan dalam delapan bab, buku ini menguraikan gambaran klien LKM, indikator keberhasilan, ragam produk keuangan dan non-keuangan, serta hubungan keduanya dengan kinerja lembaga dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, diperkenalkan pula berbagai metode penelitian, baik kuantitatif seperti Randomized Controlled Trials maupun kualitatif seperti Qualitative Impact Protocol, untuk menilai efektivitas layanan Microfinance Plus. Lebih jauh, buku ini menegaskan bahwa transformasi keuangan mikro tidak dapat dilakukan secara parsial. Pemerintah, LKM, asosiasi industri, donor, peneliti, dan masyarakat harus bergerak bersama, mengubah praktik keuangan mikro dari sekadar menyalurkan modal menjadi sarana membangun kapasitas, kepercayaan diri, dan kemandirian masyarakat miskin dalam mengelola masa depannya. Dengan cara ini, Microfinance Plus tidak berhenti pada tataran kebijakan, melainkan berkembang menjadi sebuah gerakan nasional untuk inklusi keuangan yang lebih bermakna, adil, dan berkelanjutan.