Indonesia sebagai sebuah bangsa, memiliki sesuatu yang mengikat. Baik di masa lalu, sekarang dan di masa yang akan datang. Sejarah panjang Indonesia menjadi sebuah bangsa, dapat dikatakan hampir mirip seperti bangsa lainnya, yaitu melalui proses perjuangan yang panjang. Yang berbeda adalah detail dari upaya panjang tersebut. Kita bisa saja secara serta merta menyatakan bahwa bangsa kita adalah Indonesia. Sangat bisa. Namun apakah pernyataan tersebut memang benar kita pahami maknanya? Terlebih lagi bila kita begitu enggan untuk mencari tahu ataupun mempe,ajari mengenai perjalanan sejarah pembentukan bangsa ini. Pernyataan "bangsa kita adalah Indonesia", pada akhirnya hanya menjadi sekadar ungkapan saja. Pusat Sejarah dan Etika Politik (PUSdEP) melihat hal tersebut sebagai sebuah kebutuhan untuk melakukan otokritik, baik terhadap pengetahuan maupun rasa kebangsaan kita. Oleh karenanya, PUSdEP merasa perlu ikut serta dalam melakukan kegiatan belajar bersama masyarakat, dalam upayanya untuk memahami sejarah bangsa ini. Upaya tersebut diwujudkan melalui Seminar Sejarahdan Kebangsaan.Bukuinimerupakankumpulantulisandalam seminar yang diselenggarakan untuk mengajak para akademisi, aktivis dan masyarakat pada umumnya, untuk duduk bersama dan saling berbincang dalam ruang diskusi. Tujuannya membangun refleksivitas pengetahuan mengenai sejarah dan bangsa, terutama dalam konteks nasionalisme yang diperhadapkan dengan kondisi Indonesia di masa kini,yaitu fenomena kewargaan budaya dan ekstremisme global. Semangat yang dibangun dalam penerbitan buku ini adalah kegairahan untuk melakukan dialog bersama. Guna mencari tahu keberadaan kita sebagai masyarakat sebuah bangsa, dalam alur dan pergulatan sejarah, terutama dalam menghadapi tantangan kewargaan budaya dan ekstremisme global. Pengetahuan yang didapatkan dalam proses ini sangat layak untuk kembali dipahami, dikritik, dan disebarkan. Bukan hanya untuk semesta akademisi, namun juga masyarakat pada umumnya. Semoga semangat belajar bersama ini dapat mengembangkan sikap nasionalisme yang rasional, di tengah semua keributan yang irasional, pada masa sekarang ini.