Saat Perang Dingin berakhir, konflik antarkelompok masyarakat dalam suatu negara maupun konflik etnis antarnegara di berbagai belahan dunia telah mendominasi hubungan internasional. Lebih dari 25 juta pengungsi yang notabene korban-korban tak berdosa dari konflik komunal ini mengalir ke wilayah aman lainnya, sebagian besar mengalami penindasan hak-hak asasi manusia dan perlakuan yang tidak adil dari segi ekonomi, sosial-budaya dan politik. Bagaimana kita dapat menjelaskan dan mengantisipasi permasalahan di atas dalam paham kebangsaan di tengah masyarakat internasional yang saat ini demam globalisasi? Bagaimana pula paham kebangsaan ini dijelaskan dalam hubungan masyarakat, berbangsa dan bernegara? Buku ini menelusuri permasalahan di atas untuk menyebarluaskan wawasan kebangsaan yang digagas para perintis dan pendiri negara ini. Pembentukan rasa kebangsaan yang dirintis para tokoh bangsa di masa lalu mencakup semua aspek kehidupan. Ikatan nasionalisme ini menjadi pengikat berbagai etnis, budaya, agama, dan bahasa dalam suatu common-culture dari negara bangsa untuk mencapai cita-cita kemerdekaan. Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama, budaya dan bahasa, perlu mengaktualkan nasionalisme tersebut. Tulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia yang sedang teruji wawasan kebangsaannya, dengan menambah pengetahuannya tentang sejarah pergerakan nasional Indonesia menuju Proklamasi 17 Agustus 1945 serta menambah bacaan mengenai sejarah Indonesia baru.