Teori Sastra, Memoria Passionis, dan Renaisans Bangsa
ISBN: IN.SDUP 2511-211-5
Rp. 58.000,00
Harga Offline: Rp. 52.200,00
Stok: 0
Di tengah zaman yang dikuasai algoritma dan kemajuan material, apa sebetulnya peran sastra? Naskah pidato pengukuhan Guru Besar ini menjawabnya dengan tajam: sastra bukanlah sekadar cerita pelipur lara, melainkan "benteng pertahanan peradaban" dan "sekolah moral" abadi bagi sebuah bangsa. Prof. Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum., secara sistematis memetakan tiga pilar yang menghubungkan studi sastra dengan kebangkitan nasional: Teori Sastra sebagai peta pembebasan, Memoria Passionis sebagai ingatan kolektif, dan Renaisans Bangsa sebagai tujuan akhir. Prof. Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum. tidak berhenti pada teori sastra sebagai alat bedah estetika. Ia memosisikannya sebagai kritik diskursif yang menuntun kita pada fungsi utama sastra, menjadi ars memoriae-arsip ingatan. Buku ini berargumen bahwa sastra adalah penjaga Memoria Passionis (ingatan atas luka kolektif bangsa). Dalam fungsinya sebagai ingatan subversif, sastra secara etis melawan amnesia institusional dan berani menantang narasi sejarah resmi yang kerap membungkam suara dan penderitaan para korban. Inilah tujuan akhirnya, Renaisans Bangsa. Sebuah kebangkitan sejati bukanlah sekadar soal ekonomi, melainkan "kebangkitan moral". Prof. Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum. menegaskan, rekonsiliasi tidak dibangun dengan melupakan, tetapi dengan keberanian menghadapi sejarah kelam. Sastra adalah "laboratorium moral" yang mengasah empati, mentransformasi luka (Memoria Passionis) menjadi belarasa (Compassio), dan membangun fondasi politik perdamaian. Orasi ini ditutup dengan seruan kuat, bangsa ini tidak hanya butuh "Makan Bergizi Gratis" untuk raga, tetapi juga "Makanan Bergizi Gratis bagi Jiwa" agar generasi masa depan memiliki literasi kemanusiaan bagi Indonesia Raya.
kembali
| Penulis | Yoseph Yapi Taum |
| Penerbit | USD |
| Suplier | USD |
| Perkiraan Berat | 105 gram |
| Tahun Terbit | 2025 |
| Halaman | iv+59 hlm. |




