Pemahaman terhadap Kurikulum 2013 yang kurang tepat membuat sebagian besar guru dilanda kebingungan menghadapi dua mata pelajaran sejarah yang tampak serupa namun tak sarna. Akibatnya pembelajaran sejarah menjadi berlebihan tanpa orientasi yang jelas. Sejatinya kedua mata pelajaran ini memiliki tujuannya masing-masing. Sejarah Indonesia yang wajib untuk semua peminatan menekankan penguatan pendidikan karakter, sedangkan Sejarah untuk peminatan llmu-ilmu Sosial (IPS) fokuspada sisi keilmuan. Buku Kajian Kurikulum dan Bahan Ajar Sejarah Menurut Kurikulum 2013 ini mencoba menjawab dilema tersebut. Buku ini secara jelas dan rinci memberi pokokpokok dan tuntunan bagi para calon sarjana pendidikan, calon guru, maupun guru sejarah dalam memahami kurikulum sejarah dan implementasinya dalam pembelajaran. Buku ini juga memberi petunjuk praktis dalam usaha pengembangan bahan ajar sejarah berbasis pendidikan kebinekaan secara mandiri. Tatkala buku-buku serupa mengkaji hal-hal yang masih sangat umum, buku ini menyuguhkan sisi kebaruan. Pasalnya kajian kurikulum selain erat dengan kekhasan mata pelajaran, sifatnya juga dinamis seiring perkembangan dunia pendidikan. Oleh karenanya buku ini juga membahas upaya Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), pengembangan HOTS (Higher Order Thinking Skill), pembelajaran literasi, dan keterampilan pembelajaran abad 21 (4C yakni Creative,Critical thinking, Communicative, dan Collaborative) Buku ini menginspirasi guru untuk memberi pengalaman belajar yang lebih kontekstual, inovatif, dan bermakna bagi siswa. Sekaligus mendorong guru untuk mengembangkan kurikulum dan bahan ajar secara kreatif dan tepat guna. Para pengguna buku ini diberi ruangseluas mungkin sehingga menemukan kesadaran diri untuk berperan dalam dinamika pendidikan. Khususnya dalam pembelajaran sejarah sebagai ikhtiar membangun generasi bangsa yang mengindonesia